Balik lagi para mangalovers dengan Mr.like kali ini Mr.like mau ngasih info buat para komikus komikus baru nich cekidot ,klo kalian suka sama musik2 naruto dan bermain di pc atau laptop dan sejenisnya silahkan klik play untuk bar di atas oke vrohh lanjutt
sejarah komik Indonesia dimulai sejak kehadiran komik strip Put On pada harian Sin Po sekitar tahun 1930an, kemudian hingga hari ini para komikus Indonesia bergantian lahir dan mengisi jagad perkomikan tanah air. Kali ini kami akan mencoba membahas perkembangan komik Indonesia, dari sejak lahirnya Put On hingga sekarang, yang terbagi ke dalam 5 periode...
Gambar koran harian sinpo
Gambar komik strip put on
1 . Periode 1930an
Pada awal kelahirannya, komik Indonesia lebih banyak hadir dalam
bentuk komik strip di berbagai surat kabar. Komik-komik karya komikus
tanah air ketika itu dapat juga ditemukan pada surat kabar Belanda
seperti De Java Bode dan D’orient, bersanding bersama komik luar seperti
Flippie Flink dan Flash Gordon. Put On adalah karakter pertama komik
Indonesia yang merupakan karya Kho Wan Gie dan dimuat dalam harian Sin
Po. Selain komik Put On, di Solo hadir pula komik Mentjari Poetri
Hidjaoe yang merupakan karya Nasroen A.S. dan diterbitkan oleh mingguan
Ratu Timur2. Periode 1930an
Pada awal kelahirannya, komik Indonesia lebih banyak hadir dalam bentuk komik strip di berbagai surat kabar. Komik-komik karya komikus tanah air ketika itu dapat juga ditemukan pada surat kabar Belanda seperti De Java Bode dan D’orient, bersanding bersama komik luar seperti Flippie Flink dan Flash Gordon. Put On adalah karakter pertama komik Indonesia yang merupakan karya Kho Wan Gie dan dimuat dalam harian Sin Po. Selain komik Put On, di Solo hadir pula komik Mentjari Poetri Hidjaoe yang merupakan karya Nasroen A.S. dan diterbitkan oleh mingguan Ratu Timur
3. Periode 1960-70an
Periode ini diakui banyak orang sebagai era kejayaan komik Indonesia. Banyak komikus berbakat lahir untuk kemudian menghasilkan karya yang melegenda. Si Buta Dari Gua Hantu (Ganes TH), serial Mahabharata (R.A. Kosasih), Gundala Putra Petir (Hasmi), Godam (Wid NS), Panji Tengkorak (Hans Jadalara), Jaka Sembung (Djair), Rio Purbaya (Jan Mintaraga) adalah sebagian dari karakter komik yang popular pada masa itu.
Ada 3 tema besar pada periode ini; romance (dimotori Jan Mintaraga), silat (dimotori Ganesh TH) dan superhero (dimotori Hasmi dan Wid NS). Dalam membuat karakter superhero, pengaruh komik Amerika dapat terlihat pada tokoh-tokoh komik yang hadir. Namun gaya Amerika yang dipadu dengan cerita dan nuansa lokal, membuat komik-komik karya komikus lokal digandrungi masyarakat.
Komik Si Buta dari Gua Hantu dan Panji Tengkorak yang diangkat ke layar lebar, berturut-turut pada tahun 1970 dan 1971, semakin mempertegas kejayaan komik Indonesia ketika itu.
4. Periode 1980an
Pada tahun 1980an jagad komik Indonesia memasuki masa suram. Serbuan komik Jepang, Hong Kong dan Eropa (setelah sebelumnya komik Amerika bersaing dengan komik lokal) serta berkurangnya karya komikus Indonesia yang diterbitkan, disebut-sebut sebagai beberapa alasan kemunduran yang terjadi. Kalah bersaing di toko-toko buku, membuat para komikus tanah air ‘bergerilya’ melalui komik strip dan karikatur di harian nasional. Salah satu komik strip yang cukup fenomenal masa itu dan masih setia hadir hingga hari ini adalah Panji Koming (Dwi Koen).
Namun di tengah kelesuan dan masa suram tersebut, masih ada komikus yang berhasil menembus pasar komik Indonesia, menjual buku-buku komiknya tidak lewat penerbit besar atau toko buku tapi lewat pedagang mainan anak-anak keliling. Komikus tersebut adalah Tatang S. dengan komik-komik punakawan tumaritisnya (Petruk, Gareng, Bagong) yang dipadu tokoh-tokoh superhero luar negeri, menghasilkan karakter seperti Megaloman Tumaritis, Batman Tumaritis, Spiderman Tumaritis dan sejenisnya.
5. Periode 1990-2000an
Pasca reformasi, dengan dibukanya keran informasi sebebas-bebasnya, dunia komik Indonesia kembali menggeliat berusaha bangkit. Penerbit besar seperti Gramedia (dengan bendera Elex Media Komputindo) pun mulai mencoba menerbitkan karya komikus lokal, seperti komik Imperium Majapahit karya Jan Mintaraga. Kemudian Mizan Komik juga menerbitkan Legenda Sawung Kampret karya Dwi Koen. Setelahnya karya-karya baru komikus lokal kembali bermunculan mencoba merebut pasar komik Indonesia.
Selain berjuang lewat penerbitan, para komikus tanah air juga berjuang membangkitkan kembali komik Indonesia lewat forum-forum dan komunitas-komunitas komik yang mulai tumbuh menjamur. Forum dan komunitas ini menjadi wadah bagi para komikus untuk mulai mengaktualisasi diri dan berkarya. Dalam forum dan komunitas inilah lalu para komikus mulai menjaring pembaca dan peminat komik. Tak jarang juga mereka menemukan sponsor yang bersedia mendanai penerbitan buku komik mereka.
Dan kini dengan akan diangkatnya kembali Gundala Putra Petir ke layar lebar (rencana tayang 2016), semoga jagad komik Indonesia dapat kembali berkibar, seperti periode keemasannya dahulu.
wah menarik sekali untuk dibaca
BalasHapusalquran online